Siapa yang tanpa sadar jadi pemarah saat sedang sakit?
Diawali dari sakit tenggorokan akibat jajan, atau kehujanan di perjalanan. Badan panas, pegel-pegel, batuk pilek, ataupun sakit kepala. Semua makanan jadi hambar. Percakapan dengan topik umum, tapi kenapa rasanya menjadi jengkel? Masalahnya terlihat besar, terlihat bodoh. Rasanya ingin menjauhkan diri ke pojokan tanpa interaksi, hanya istirahat.
Ternyata ada istilahnya kenapa kita menjadi lebih tertutup, yaitu sickness behaviour, dimana tubuh kita memberi signal untuk memprioritaskan kondisi istirahat. Signal meresahkan ini sangat kuat sampai kita harus meredam gejalanya dengan obat-obatan. Sebenarnya kenapa sih tubuh membuat kita lebih emosional saat gak enak badan?
Saat patogen masuk atau telah menyerang sel tubuh, sel imun (sel fagosit) akan memberikan signal ada yang ga beres berupa sitokin. Sitokin merupakan molekul protein yang menjadi alarm siaga untuk sel tubuh. Sitokin akan menarik lebih banyak sel imun ke tempat sel tubuh yang terluka ataupun memberi tag pada tubuh patogen agar lebih mudah diserang sel imun. Pada kondisi terpojok oleh patogen, sel imun akan menghasilkan lebih banyak sitokin. Signal ini akan menuju daerah otak untuk kondisi penyerangan yang lebih kondusif, yaitu :
- hipocampus sebagai tempat regulasi emosi, mengolah informasi dan memori. Maka dari itu terciptanya fluktuasi mood dan susahnya kita menangkap informasi.
- dari bagian tubuh yang terinfeksi, saraf vagus menyalurkan signal ke batang otak, dimana kita merasa nyeri.
- hypothalamus sebagai sinyal tubuh dalam kondisi siaga. Ia mebuat suhu tubuh naik, lebih ngantuk, dan perubahan nafsu makan dan minum.
Apasih tujuan signal ke otak saat tubuh sakit? Berdasarkan theconversation.com, secara sosial fluktuatif emosi dapat menjadi signal untuk orang terdekat kalau kondisi kita sedang tidak baik. Rasa kantuk akan mengurangi aktivitas dan menyalurkan energi untuk recovery. Meningkatnya kepekaan akan rasa sakit mencegah terjadinya luka baru. Suhu tubuh tinggi membuat patogen mati kepanasan. Perubahan nafsu makan akan membantu kita memilih makanan yang lebih bergizi.
Berbicara tentang makanan bergizi, makanan dan minuman yang bersifat anti-inflamasi dapat menjadi pilihan agar dapat mengurangi atau sekedar tidak memperparah gejala saat sakit. Kurangi makanan berlemak dan cepat saji, makanan bernutrisi, istirahat dan minum yang cukup. berdasarkan self.com, olahraga seperti jalan pagi atau setidaknya bergerak aktif seperti melakukan perengangan dapat menghasilkan serotonin, suatu transmitter yang dapat meredakan rasa sedih pada tubuh.
Dimanakah batas kita cukup sakit untuk beristirahat? Berdasarkan wawancara dalam website npr.org, patogen sudah ada dalam tubuh bahkan sebelum gejala dapat dirasakan. Dokter lebih fokus pada kondisi tubuh individu itu sendiri, apakah masih bisa menjalankan aktivitas?. Karena meski tubuh cukup canggih mencegah penyakit, tubuh yang lemah akan lebih rawan terpapar penyakit.
Fluktuasi emosional itu akan mereda seiring dengan tubuh yang semakin sehat. Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Memang tidak ada salahnya mengejar mimpi, meromantisasi etos kerja. Tapi saat tubuh meminta untuk diberikan waktunya beristirahat, apa kita tidak mempersilahkannya sebagai hadiah atas kerja kerasnya selama ini?
Kata terakhir, kondisi sel imun saat kita sakit dan beristirahat:
Komentar
Posting Komentar